Semangat Rimbawan!

IMG-20190317-WA0001

Selamat siang SobatEH! kemarin tepat tanggal 16 maret kita merayakan apa yang disebut dengan Hari Bakti Rimbawan lho. Hari Bakti Rimbawan merupakan bukti syukur kita terhadap alam, yang dimulai sejak tahun 1983 sebagai simbol seremonial untuk ibu pertiwi  dan rimba raya kita atas jasa dan rahmat Tuhan yang diberikan untuk memenuhi  kehidupan kita sehari-hari. Banyak hal yang dapat SobatEH lakukan dalam memperingati Hari Bakhti Rimbawan kali ini, salah satunya adalah penanaman kembali Sembilan Nilai – Nilai dasar Rimbawan (Jujur, Tanggung jawab, ikhlas, disiplin, visioner, adil, peduli, kerjasama, dan profesional) pada jiwa seorang Rimbawan.

Tema Hari Bakti Rimbawan yang ke-36 ini ialah “Hutan untuk kesejahteraan rakyat dan lingkungan sehat” namun, apakah hutan milik ibu pertiwi kita saat ini sudah dapat dikatakan sejahtera untuk rakyat dan dapat menciptakan lingkungan sehat? Bagaimana pendapat SobatEH?. Dari data yang di dapat menurut World Wildlife Fund, memprediksi Kalimantan akan kehilangan 75 persen luas wilayah hutannya pada 2020 menyusul tingginya laju deforestasi. Dari sekitar 74 juta hektar hutan yang dimiliki Kalimantan, hanya 71% yang tersisa pada 2005. Sementara jumlahnya pada 2015 menyusut menjadi 55%.

Melihat betapa pentingnya hutan bagi masa depan, tidak berjalan secara selaras dengan kehilangan hutan di Indonesia yang begitu cepat. Data kehilangan tutupan pohon tahun 2015 yang diolah oleh Laboratorium Global Land Analysis & Discovery (GLAD) dari Universitas Maryland, menunjukkan bahwa kehilangan tutupan pohon di Indonesia tetap tinggi antara tahun 2001 dan 2015. Angka kehilangan tutupan pohon ini bahkan belum mempertimbangkan secara keseluruhan data kebakaran hutan dan lahan gambut yang terjadi di penghujung tahun 2015. Kehilangan tutupan hutan di Indonesia meningkat tajam di tahun 2012, yakni seluas 928.000 hektar (2,3 juta acre). Angka ini kemudian turun secara signifikan pada 2013 dan kemudian meningkat kembali pada 2014 dan 2015, yakni masing-masing seluas 796.500 hektar (2 juta acre) dan 735.000 hektar (2,8 juta acre).

Coba SobatEH amati dengan baik, sangat jelas bahwa penurunan luas hutan dari tahun ke tahun dapat diakibatkan oleh berbagai macam faktor antara lain: illegal logging (Penebangan liar), pembakaran hutan yang disengaja, perambahan hutan, perladangan berpindah, pertambangan, transmigrasi, pemukiman penduduk, pembangunan perkantoran, pembangunan infrakstruktur perhubungan seperti jalan, lapangan udara, pelabuhan kapal, dan lain-lain, perkebunan monokultur, perkebunan kelapa sawit, konversi lahan gambut menjadi sawah, penggembalaan ternak dalam hutan, dan kebijakan pengelolaan hutan yang salah.

Jika hal-hal ini terus berlanjut tanpa adanya kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan hutan dengan cara yang lebih bertanggung jawab, maka dapat dipastikan 10 bahkan 20 tahun lagi generasi mendatang tidak akan merasakan manfaat dari hutan tersebut. mengerikan bukan?

Di Hari Bakti Rimbawan kali ini, Kementrian Lingkuhan Hidup lewat Siti Nurbaya mengatakan bahwa “Sangat penting untuk menjaga keseimbangan alam. Manusia tidak hanya ‘mengambil’ dari hutan tetapi juga harus ‘memberi’. Dengan semangat rimbawan, mari kita jaga hutan Indonesia SobatEH!

#IniAksiku

#Connect2Earth

#HariBaktiRimbawan